Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang Agama dan Masyarakat.
Dikutip dari Wikipedia, Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.
Dikutip dari Wikipedia, Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Sekarang jika anda telah mengetahui arti dari topik yang akan saya bahas, maka kita akan lanjut ke artikel berita yang akan saya bahas.
Sekelompok orang memprovokasi dan melakukan aksi pembakaran sejumlah kios dan sebuah mushala ketika sedang berlangsung shalat Id. Kala itu, memang ada dua kegiatan hampir bersamaan dari dua agama: kaum Muslim menggelar shalat Id dan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) tengah mengadakan pertemuan juga. Berdasarkan laporan media yang sama-sama kita saksikan bahwa terjadi miskomunikasi sehingga kekerasan meletup. Akan tetapi, provokasi dan kekerasan seperti itu tidak dapat dibenarkan.
Wakil Presiden memerintahkan aparat kepolisian mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan tersebut. Presiden juga memerintahkan kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Sutiyoso untuk mewaspadai potensi konflik yang akan terjadi di wilayah tersebut.
Ketua Gereja Injili di Indonesia Cabang Tolikara dan perwakilan para pengungsi, ustaz Ali Muchtar, saling melakukan salam khas Papua di Markas Koramil 1702-11 Karubaga pada Rabu (22/7)
Dan, seperti konflik agama yang marak terjadi di negeri ini sejak lebih dari satu dekade lalu, ternyata tidak berakar pada agama itu sendiri. Konflik bukan karena persoalan agama, melainkan oleh faktor-faktor lain yang justru tak bertalian dengan agama. Agama justru menjadi sentimen yang selalu ditumpangi. Padahal, penggunaan simbol-simbol keagamaan dalam konflik sungguh sangat destruktif karena bersifat ideologis. Sebab, simbol-simbol agama dapat dijadikan dasar legitimasi untuk melakukan tindakan apa saja.
Dapat disimpulkan dari artikel tersebut bahwa agama bukanlah tameng untuk para kejahatan yang menyerang kegiatan-kegiatan agama, melainkan adanya faktor-faktor lain di luar agama itu sendiri. Terlihat bahwa adanya kerukunan antar umat beragama di dalam foto di atas.
- Opini
Masyarakat Indonesia seharusnya sadar bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam perbedaan. Jika ada yang ingin memecah-belahkan negara kita ini dengan membawa nama suku, ras dan agama, kita seharusnya bersatu untuk menolak pemecah-belahan tersebut. Akhir-akhir ini banyak yang mengaitkan kejahatan atas nama agama itu sendiri. Faktanya, orang-orang yang mengatas-namakan agama dalam kejahatan itu tidak terlalu mengerti tentang agama mereka sendiri.
- Solusi
1. Dalami ilmu agama yang kita anut.
2. Jangan mudah terprovokasi oleh sumber berita yang tidak jelas.
3. Cari terlebih dahulu sumber berita yang kita baca apakah jelas atau tidak.
4. Bersatu untuk Indonesia walaupun berbeda rasa, suku dan agama.
5. Jadilah pribadi yang baik untuk agama, keluarga, masyarakat dan Indonesia.
Muhammad Adli Nur Sofyan
14116672
No comments:
Post a Comment